Tantangan
Jadi Guru Inspiratif Nasional
Karya : Hj. Endah Ekowati, S.Pd
Menjadi seorang Ibu suatu
menjadi suratan takdir bagi seorang istri yang yang mengabdi pada suami dan
menjaga anak-anaknya selama badan dikandung badan, tapi sebagai seorang wanita
yang bekerja adalah suatu tuntutan yang dapat membantu meringankan beban suami
dalam menambah kebutuhan sehari hari. Kesimbangan dalam mengerjakan keduanya
adalah sebuah tantangan tersendiri dari saya untuk selalu berusaha tidak
memberi beban kepada suami. Di antara sela-sela dua tugas tersebut diatas
selalu saya utamakan untuk tetap berkarya memberikan yang terbaik kepada
orang-orang yang terkasih dan tercinta yang berada dianatra kita dimanapun
dalam kondisi apapun dan bagaimana apapun.
Biasanya yang selalu merupakan
kendala utama dalam membuat karya dan prestasi adalah kesibukan diri sendiri
dan keluarga yang belum biasa mengatur waktu dan melakukan kesimbangan itulah
yang terjadi pada saya sejak dulu sampai sekarang. Mengapa hal ini terjadi yang pasti karena
keluarga memang yang harus diutamakan dan segalanya bagi saya.
Untuk apa kita berjuang,
untuk apa kita berkeringat diluar , untuk apa kita berimpi kalau bukan mencari ridho
NYA melalui wadah yang disebut keluarga. Menulis ini pun di sela- sela melayani
kebutuhan isi rumah alias keluarga, saya
paksakan harus selesai menulis kisah inspiratif ini karena dateline Sabtu 22
Agustus 2020.
Baiklah saya mulai dari
titik awal saya menginjakkan diri di dunia pendidikan pada tahun 1985 lulus dari D2 IPA angkatan 83 saya langsung
ditempatkan di SMPN Babadan Ponorogo sebagai CAPEG kemudian 2 tahun berikutnya
jadilah saya apatur negara dengan sebutan PNS. Alhamdulilah semua saya lakukan
untuk membanggakan Orang tua saya yang menginginkan saya menjadi pelayanan
negara seperti yang dikerjakan bapak saya sebagai DANPOM Polisi Militer di
Ponorogo. Saat itu menjadi anak aparat militer penuh dengan pendidikan yang Tangguh
, tanggung jawab , pekerja keras dan disiplin serba tertib dan teratur mulai
dari ibadah sekolah dan istirahat. Dan ini berdampak sampai saya bekerja paling
rajin selalu tepat waktu. pekerja keras , bertanggung jawab serta disiplin
selalu ada dalam benak dan perilaku saya akibat didikan Orang tua. Kemudian tahun
1987 saya menikah dengan teman kuliah jurusan Matematika yang bernama Drs. H.
Kukuh Guntoro yang juga seorang Kepala Sekolah , Guru Matematika,, Owner
Bimbingan Belajar dan Kursus Training Guru Progressio di Taliwang -KSB-NTB
Sekarang. Dengan saya menikah maka lengkaplah sudah ibadah saya sesuai anjuran
Allaah SWT. Pada tanggal 5 Mei 1988 lahirlah anak pertama saya yang bernama
Halintar Graha Dewangga Putra ( Putra yang diharapkan menjadi pasukan terdepan
dalam memberantas kefakiran). Selama tiga tahun pernikahan kami hidup terpisah
saya di Dolopo dengan anak pertama saya dan Orang tua saya, sedangkan suami bekerja
sebagai guru di Surabaya tapi tetap setiap sabtu suami pulang Dolopo.
Pada Awal tahun pelajaran
1989 saya akhirnya dapat pindah kerja mengikuti suami di SMPN 21 Surabaya dan ngontrak rumah kecil di Wonokroko SS-
Surabaya. Dari disinilah perjuangan hidup mulai saya rasakan mulai dari
repotnya mencari pembantu, mencari tambahan ekonomi, mencari kerjaan sebagai
penjahit baju dan kadang les private. Istilah kepala jadi kaki dan kaki jadi
kepala karena sibuknya melayani kepentingan dan kebutuhan keluarga. Surabaya
adalah tempat dimana kami berdua mencari rejeki dari pagi sampai malam secara
bergantian sehingga anak tidak terabaikan. Di sela-2 kesibukan saya selalu
membawa bacaan sebagai pengisi waktu di bus, angkut dan sambil menunggu
mengajar. Tahun 1991 saya lulus D3 Fisika program penyetaraan yang diadakan
oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan guru yang harus S-1 saat itu. Di tahun ini pula bulan November
tgl 29 lahirlah anak kedua kami dengan nama Hagiga Anugrahani Dewanggi Putri (
Putri yang diharapkan menjadi pasukan yang bisa memberikan kekayaannya untuk
pengikutnya). Aamiin
Kegiatan Rutinitas
kesibukan mengajar dan menjahit serta sebagai ibu tangga tetap saya lakukan
karena kebutuhan yang terus bertambah dan lebih komplek masalahnya biasa karena
hidup di Kota. Benar kata orang banyak anak banyak rejeki, Setelah 5 bulan
melahirkan saya di tawari mengajar Fisika di SMP Khadijah dan sebagai pengurus
panti Asuhan Khodijah dibidang pendidikan dengan memberi private anak panti
pelajaran IPA dan suami saya memberi pelajaran Matematika. Alhamdulilah
penghasilan bertambah sejak saat itu.
Pada tahun 1996 Dosen suami saya menawari pekerjaan di Freport
Timika Irian Jaya sebagai tenaga Guru , maka kami berdua mengikuti test seleksi
rekrutmen awal nya memang iseng-2 dan tidak berharap ke terima karena di Surabaya kami sudah enak dan mapan
walaupun masih sebagai Kontraktor alias Kontrak setiap tahun . Setelah 3 bulan
test datanglah panggilan untuk berangkat ke Timika Irian Jaya untuk bergabung
dengan Yayasan Pendidikan Kuala Kencana nanti pada awal tahun pelajaran
1996-1997 disinilah timbul masalah baru yang tidak saya perhitungkan. Salah
satu masalah tersebut adalah saya PNS artinya saya harus tinggalkan dan harus
mengecewakan Orang tua saya yang telah mengkuliahkan saya dan berharap saya
tetap jadi pegawai negeri sipil. Kedua 2 anak saya masih kecil- kecil ( 10 th
dan 5th ). Tapi mengingat keunggulan kalua saya berangkat saat itu adalah benefit
dan salary yang diberikan menang 12 kali lipat yang saya dapat di surabaya dari
pagi sampai malam.
Di Kuala Kencana kami
dapat fasilitas perumahan, dana kesehatan dan jaminan lain yang bermanfaat bagi
keluarga kami di masa depan dan tentunya Salary yang menarik.
Tepat bulan juni 1996 kami berangkat ke
Timika dengan hanya membawa baju yang kami susun dalam 3 koper dengan sebuah
impian Insha Allaah bisa membanggakan Orang tua kelak dan memhuat mereka selalu
tersenyum. Wow… diluar expektasi kami
disini semua sudah lengkap yang kami butuhkan mulai dari rumah tinggal di
komplek perumahan mewah yang sudah lengkap isinya serta ber AC dan tidak ada nyamuk
walaupun kami berada di keliling hutan belantara yang tertata rapi . Judulnya Kota
Kuala Kencana ini di tengah hutan yang sangat indah pemandangannya dan tidak
ada kabel listrik bergelantungan tapi semua tertanam di tanah. Alhamdulilah dalam 3 tahun perjalanan hidup
kami di sini kami bisa membeli sebuah rumah Surabaya, mobil, apartemen sawah
ladang walaupun kecil tapi bermanfaat bagi kelangsungan hidup anak-anak kami
kelak.
Benar sekali kerja keras
dan niat yang tulus mengabdi untuk bangsa dan negara dimana pun berada berbuah
manis bagi kami. Kami berdua diajak berpindah unruk membuat sekolah baru di
Benete - Sekongkang - KSB- NTB milik PT.Newmont Nusa Tenggara yang juga bergerak di
bidang pertambangan. Ini membuat kami harus berpikir kembali karena di Kula
Kencana ini sebenarnya sudah nyaman dan sudah matang kehidupan kami tapi
mengingat sebentar lagi anak pertama saya mau SMP terus SMA sedangkan di Irian
jaya untuk mencari sekolah yang bagus sangat susah sedangkan PT. Freport hanya
menyedikan sekolah untuk anak karyawan sampai SMP saja. Pilihan pindah sangat
tepat saat itu selain untuk mendekati wilayah Jawa lagi dan dapat ditempuh
dengan mudah pakai mobil serta pesawat akan sangat murah. Jika saya menetap di
Irian Jaya jika mengunjungi anak harus naik pesawat satu orang PP sekitar 3jt.
Dengan segala pertimbangan dan pemikiran akhirnya kamipun pindah di bulan
November 1999. Sempat kita istirahat sebulan di rumah Surabaya baru berangkat
ke Lombok pada bulan berikutnya memang begitu aturannya jika kita pindah
perusahaan agar tidak ada unsur ambil paksa karyawan atau cabut karyawan
perusahaaan lain.
Hotel Lomhok Raya tempat pertama
kita ditraining dengan berbagai ilmu keguruan dari pakar pakar pendidikan yang
kemudian ini yang membuat saya suka menulis. Sempat anak pertama saya sekolah
di SMPN 15 Mataram selama satu bulan agar tidakketinggalan sekolahnya dan anwk
kedua saya di SDN 1 Cakra Mataram dengan bapak Satpam Hotel sebagai ojek antar
jemput mereka karena memang kita berangkat hanya baww baju seperti saat ke
Freport Irian Jaya.
Desember 1999 kami dengan
25 guru baru lainnya diberangkatkan ke TKP
yaitu pemukiman Buin Batu Sekongkang- Sumbawa Barat- NTB disini kami diberikan perumahan beserta
isinya, antar jemput rumah sekolah rumah dengan mobil atau bis bagi anak-2
murid. Tidak jauh berbeda dengan PT. Freport
Tahun 2000 sekolah kami
mungkin hanya 30 siswa mulai dari TK- SMP tapi sekarang sudah 250 lebih peserta
didiknya. Pada tahun 2009 saya lulus S-1 di STKIP Hanzanwadi Selong- Mataram
ini di biayai oleh perusahaan yaitu PT. Nwemont Nusa Tenggara karena setiap
guru harus minimal S-1. Sejak lulus itu
saya bisa dapat mengikuti test sertifikasi pendidik pada tahun 2010 dan lulus.
Sehingga tunjangan sertifikasi pun mulai saya dapat pada tahun 2010 selain mendapat
gaji dari perusahaan kami. Disini kami
diberikan banyak pelatihan dengan dua cara yaitu ke luar dari site( pergi pelatihan di Jakarta, Surabaya,
yogjakarta, Bali) atau mendatangkan pakar dari luar. Disekolah ini mulai
belajar mengeloha kurikulum sendiri yang cocok serta diajak untuk membuat
pembelajaran yang berbeda dengan sekolah negeri yaitu mengacu pada pembelajaran
proses yang menjadi penilaian akhir siswa yaitu portofolio, Conference,
Presentasi di tengah semester di depan guru dan irang tua mading-2 dengan
menjelaskan hasil kerjanya secara mandiri juga diakhir semester.
Kurikulum yang digunakan
adalah kurikulum IBO untuk TK SD kelas 1-5 , Kurikulum 2013 untuk kelas 6 dan
kelas 9 sehingga mereka mengikuti Ujian nasonal serta mempunyai ijazah seperti
sekolah negeri, serta kurikulum Cambridge unruk kelas 7-8. Saya selaku pendidik
banyak mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat dan ini menjadi nara sumber
belajar dan inspirasi saya dalam memhuat kreatifitas pembelajarann yang sering
saya tuangkan dalam pembuaran PTK saya selama ini. Tahun 2017 saya mengundurkan
diri sebagai guru di SMP Buin Batu sebagai guru Matematika karena ada tawaran
yang menarik dari pihak perusahaan baru kami yang telah pembeli PT. Newmont Nusa
Tenggara yaitu PT. AMNT . Adapun Tawaran tersebut antara lain: guru diatas usia
50th bisa mengajukan pensiun, maka saya ambillah Tawaran tersebut dengan
kompensasi yang bermanfaat bagi keluarga kami tentunya serta sebagai tabungan
kami.
Tidak berhenti disini saja
petualangan saya mengajar, hal ini karena kami memiliki sertifikasi pendidik maka
saya mencoba mengabdj di sekolah negeri dan Alhamdulilah saya disambut baik
oleh kepala sekolah SMPN 1 Sekongkang sebagai sekolah induk saya dan Kepala
sekolah SMAN 1 Sekongkang sebagai sekolah MOU saya juga menyambut dengan baik
kedatangan saya mengajar di sana. Saya mengajar kembali tepat 1 Agustus 2017
sampai sekarang. Di sekolah ini saya mendapatkan dukungan dan support untuk
mengikuti lomba lomba guru dan menggiatkan lomba-lomba peserta didik. Dan Alhamdulilah
dari lomba lomba yang saya ikuti memperoleh hasil sebagai berikut :
1. Sebagai juara 3 guru berprestasi
tingkat Kabupaten Sumbawa Barat tahun 2018
2. Sebagai Motivator tertua di lomba PTK
DRD KSB jenjang SMP tahun 2018
3. Sebagai juara 3 guru berprestasi
Kabupaten Sumbawa Barat tahun 2019
4. Sebagai Juara 1 di lomba PTK DRD KSN
Jenjang SMP-SMA
5. Sebagai juara Guru Inspiratif Nasional
dalam rangka HUT PGRI 74th dan mengikuti upacara Nasional HUT PGRI di Jakarta serta
diberi Hadiah oleh Bupati KSB
Demikian kisah nspiratif saya sebagai
pendidik yang harus terus mencari ilmu dan pengalaman dimanapun kita berada,
serta harus tetap berkreasi untuk mengembangkan sayap kita lepas terbang dan
melayang mengejar impian kita selamanya, forever, untuk kepentingan generasi
era revolusi 4.0 . Di era pandemi virus
corona covid 19 ini pesan saya tetaplah
menjaga protocol kesehatan yaitu : tetaplah jaga jarak, pakai masker , cuci
tangan dengan sabun dan tetap dirumah dengan aktifitas mengikuti pelatihan
virtual, penulisan artikel, buku , pembelajaran daring, menyelesaikan pekerjaan
rumah masak mencuci menyetrika bersih- bersih rumah dan yang paling penting
lagi olah raga serta ibadah Bersama keluarga. Karena hanya Allaah yang mengatur
kehidupan kita mari kita selalu bersandar kepada Allaah SWT. Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar