Jumat, 05 Februari 2021

Blender Untuk Mamaku


                                          

Taliwang , 6 Februari 2021

Blender Untuk Mamaku

Karya: Hj. Endah Ekowati, S.Pd


Pagi ini seperti biasa sederet agenda menunggu untuk dilayani oleh tangan gesit Awan seorang operator dapodik suatu sekolah. Mulai dari Verval ponsel, sptjm verval, pengisian EDS, service motor, jenguk teman sakit. Awan seorang laki-laki energik yang suka menyanyi dan memasak sehingga teman kantorx senang menggodax selain ringan tangan dia juga suka latah.

"Pagi ibu bos, gimana khabar ?" sapa awan yang baru datang dari rumahnya di sekolah.

"Pagi Awan, sudah sarapan belum ?" tanya ibu bos

"Belum bos, ibu bos sudah?" tanya Awan.

"Belum, yuk temani kita di dapur yaa." Ajak ibu bos

Mereka sarapan sampai pukul 8.00. Bunyi lonceng masuk dipukul teng teng teng keras bunyix.

"Hee apa itu,copot !... copot !"latah awan mulailah.

" hee, copot ! ... copot !" Ulang lagi yg didapur ketawa terus geyur dan renyah melihat tingkah awan. Awan akhirnya berlari setelah merapikan tempat makan dan cuci rangan untuk masuk kelas.

Hari ini jam mengajar di kelas 8B, bertemu dengan siswa yang pintar berargumen dan mencari alasan. Awan masuk kelas dengan gagahnya dan terus menyapa muridnys "Assalamualaikum Wr Wb, gimana khabarnya guys ?"

"Walaikum salam pak."

"Sikap berdoa." teriak ketua kelas lantang

"Hee copot ! copot !" latah awan lirih

Semua siswa melihat pak awan sambil tersenyum karena mendengar latahnya.

"Berdoa mulai" teriak ketua kelas

"Heee copot ! copot ! " latahnya terulang setiap ada suara keras.

"Selesai" lirih suars kerua kelasnya.

"Anak-anak hari ini kita belajar membuat puisi bebas, yaa." ucap Awan yang mengajar Bahasa Indonesia.

"Puisi adalah sebuah ungkapan hati dari sang penyairnya. Karya sastra ini mengandung sajak, lirik dan rima dalam puisi.

Puisi terbagi dari beberapa jenis, misalnya pusi lama dan puisi baru. Puisi lama terdiri dari pantun, syair, dan lain sebagainya. Puisi baru terdiri dari balada, romansa dan lain sebagainya.

Tetapi kali ini, kita tidak membahas puisi lama ataupun puisi baru. Kita akan membahas tentang puisi bebas." penjelasan Awan pada muridnya

"Itulah tujuan belajar hari ini." lanjut awan berikut.

" Langkah membuat puisi bebas :

a. Menentukan tema puisi yang akan dibuat.

b. Mendaftar kata-kata yang sesuai dengan tema.

c. Menyusun kata-kata tersebut menjadi baris.

d. Menyusun baris tersebut menjadi bait.

e. Koreksi ketepatan kata dengan makna dari puisi.

f. Padatkan kata-kata dalam puisi tanpa mengurangi makna." penjelasan Awan di depan muridnya.

"Bagaimana ? Sudah mengertikan ?" tanya Awan.

"Sekarang mulailah membuat puisi bebas." perintah Awan

"Siap bapak." Muridnya menjawab.

"Berhubung waktunya habis, bapak akhir dulu pelajaran hari ini. Tetap jaga jarak, pakai masker dan mencuci tangan" pesan Awan.

"Assalamulaikum wr wb." ucap awan sambil keluar ruangan.

Setelah selesai mengajar, tangan jentil Awan mulai selesaika pengisian EDS lumayan 2 hari satu nama guru. "Alhamdulilah, kurang tiga guru lagi." ucap Awan pada temannya yang sudah nunggu untuk ajak tengok teman sakit di puskesmas. " Yuk, beres berangkat." Celotehnya menirukan tokoh  di sinetron Prenan Pengkolan.

Mereka berdua menuju Puskesmas dan menemui temannya yang mual,mual dan pusing. Dengan tetap pakai masker mereka berbincang renyah entah apa yang dibicarakan, pastinya menghibur. Setelah dirasa cukup merekapun pulang datanglah perawat yang tiba tiba jatuhkan alat isi obat pasien kerompyang ...langsung deh latah Awan kumat.

"Heeee copot ! Copot ! ". "Hati-2  mbak." ujar Awan sambil bantuin obat yg terjatuh.

Pulanglah mereka dari puskesmas kembali ke Sekolah. Kembali Awan buka Laptopnya dia Cek Verval ponsel siswa dan guru.

"Alamak, sptjm lagi, materai lagi, pusing." Lirih di berkata.

Langsung dia keluarkan materai yg tersisa di dompetnya. "Print dulu ah," ucap Awan sambil mendengarkan lagu noah.

Waktu telah menunjukkan pukul 12.00 Awan keluar untuk service motor, rencana ganti oli, ganti lampu jauh yang mati.Sebelum dia keluar " " "Pak Awan, sini sebentar." Panggil teman guru tersebut

"Siap bapak." sambil mendekati pak guru yg memanggil tadi.

"Ini ada sedikit dari teman-2 untuk term3 dan term 4 .Bagi bagi sedikit." sambil menyodorkan amplop coklat.

"Terima kasih banyak bapak dan ibu semua." ucap Awan "Semoga selalu sehar, sukses terus dan murah rejeki.Aamiin." doa Awan.

"Sama-sama." jawab beberapa guru serempak.

Langsung Awan bergegas keluar mau service motor.

"Bang ganti oli,lampu jauh dan ganti ban luar yang belakang." ucap Awan ke pegawai bengkel

Menunggu setengah jam selesai dan beres.

"Semua Rp250.000,00, pakAwan." ucap pegawai bengkel

Dengan santai dia nembuka amplop Coklat dan dia tarik 5lembar warna biru.

"Ini uangnya Rp250.000,00, terima kasih." sambil keluar dari bengkol motor.

Hari ini semua oekerjaan beres. Awan tersenyum bahagia karena masih ada uang diamplop coklat rencana dia mau belikan blender mamaknya. Semoga cukup doanya.

Saat pulang sekolah Awan ke Toko untuk membelikan mamanya Blender dan ternyata harganya Rp325.000,00

Dia menarik uang dari amplop coklat tersebut dan Alhamdulilah uangnya cukup untuk membeli blender tersebut. Akhirnya dia penasaran di buka amplopnya tersisa Rp225.000,00.

“Terima kasih Yaa Allaah, ternyata uang yang dikasih teman-teman semua berjumlah Rp800,000,00” ucap Awan dalam hati.

Lalu dia berlalu dari Toko dan terus pulang.

Pertama sampai di rumah dicari mamanya,

“Mama, mama, lihat aku bawa apa?” ucap Awan Bahagia

Seorang paruh baya dengan tersenyum menyambut anak kesayangannya yang membawa oleh-oleh untuk dia.

“Wah, Blender hijau. Makasih Awan” sambil mencium pipi anaknya saat awanpun mencium tangan mamanya.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NASI BERKAT

                                              Taliwang, 28  Februari 2021 NASI BERKAT Karya : Hj. Endah Ekowati, S.Pd                   ...