Taliwang , 6 Februari 2021
Blender Untuk Mamaku
Karya: Hj. Endah Ekowati, S.Pd
Pagi
ini seperti biasa sederet agenda menunggu untuk dilayani oleh tangan gesit Awan
seorang operator dapodik suatu sekolah. Mulai dari Verval ponsel, sptjm verval,
pengisian EDS, service motor, jenguk teman sakit. Awan seorang laki-laki
energik yang suka menyanyi dan memasak sehingga teman kantorx senang menggodax
selain ringan tangan dia juga suka latah.
"Pagi ibu bos,
gimana khabar ?" sapa awan yang baru datang dari rumahnya di sekolah.
"Pagi Awan, sudah
sarapan belum ?" tanya ibu bos
"Belum bos, ibu bos
sudah?" tanya Awan.
"Belum, yuk temani
kita di dapur yaa." Ajak ibu bos
Mereka sarapan sampai
pukul 8.00. Bunyi lonceng masuk dipukul teng teng teng keras bunyix.
"Hee apa itu,copot
!... copot !"latah awan mulailah.
" hee, copot ! ...
copot !" Ulang lagi yg didapur ketawa terus geyur dan renyah melihat
tingkah awan. Awan akhirnya berlari setelah merapikan tempat makan dan cuci
rangan untuk masuk kelas.
Hari
ini jam mengajar di kelas 8B, bertemu dengan siswa yang pintar berargumen dan
mencari alasan. Awan masuk kelas dengan gagahnya dan terus menyapa muridnys
"Assalamualaikum Wr Wb, gimana khabarnya guys ?"
"Walaikum salam
pak."
"Sikap berdoa."
teriak ketua kelas lantang
"Hee copot ! copot
!" latah awan lirih
Semua siswa melihat pak
awan sambil tersenyum karena mendengar latahnya.
"Berdoa mulai"
teriak ketua kelas
"Heee copot ! copot
! " latahnya terulang setiap ada suara keras.
"Selesai" lirih
suars kerua kelasnya.
"Anak-anak hari ini
kita belajar membuat puisi bebas, yaa." ucap Awan yang mengajar Bahasa
Indonesia.
"Puisi adalah sebuah
ungkapan hati dari sang penyairnya. Karya sastra ini mengandung sajak, lirik
dan rima dalam puisi.
Puisi terbagi dari
beberapa jenis, misalnya pusi lama dan puisi baru. Puisi lama terdiri dari
pantun, syair, dan lain sebagainya. Puisi baru terdiri dari balada, romansa dan
lain sebagainya.
Tetapi kali ini, kita
tidak membahas puisi lama ataupun puisi baru. Kita akan membahas tentang puisi
bebas." penjelasan Awan pada muridnya
"Itulah tujuan
belajar hari ini." lanjut awan berikut.
" Langkah membuat
puisi bebas :
a. Menentukan tema puisi
yang akan dibuat.
b. Mendaftar kata-kata
yang sesuai dengan tema.
c. Menyusun kata-kata
tersebut menjadi baris.
d. Menyusun baris
tersebut menjadi bait.
e. Koreksi ketepatan kata
dengan makna dari puisi.
f. Padatkan kata-kata
dalam puisi tanpa mengurangi makna." penjelasan Awan di depan muridnya.
"Bagaimana ? Sudah
mengertikan ?" tanya Awan.
"Sekarang mulailah
membuat puisi bebas." perintah Awan
"Siap bapak."
Muridnya menjawab.
"Berhubung waktunya
habis, bapak akhir dulu pelajaran hari ini. Tetap jaga jarak, pakai masker dan
mencuci tangan" pesan Awan.
"Assalamulaikum wr
wb." ucap awan sambil keluar ruangan.
Setelah
selesai mengajar, tangan jentil Awan mulai selesaika pengisian EDS lumayan 2
hari satu nama guru. "Alhamdulilah, kurang tiga guru lagi." ucap Awan
pada temannya yang sudah nunggu untuk ajak tengok teman sakit di puskesmas.
" Yuk, beres berangkat." Celotehnya menirukan tokoh di sinetron Prenan Pengkolan.
Mereka
berdua menuju Puskesmas dan menemui temannya yang mual,mual dan pusing. Dengan
tetap pakai masker mereka berbincang renyah entah apa yang dibicarakan,
pastinya menghibur. Setelah dirasa cukup merekapun pulang datanglah perawat yang
tiba tiba jatuhkan alat isi obat pasien kerompyang ...langsung deh latah Awan
kumat.
"Heeee copot ! Copot
! ". "Hati-2 mbak." ujar
Awan sambil bantuin obat yg terjatuh.
Pulanglah mereka dari
puskesmas kembali ke Sekolah. Kembali Awan buka Laptopnya dia Cek Verval ponsel
siswa dan guru.
"Alamak, sptjm lagi,
materai lagi, pusing." Lirih di berkata.
Langsung dia keluarkan
materai yg tersisa di dompetnya. "Print dulu ah," ucap Awan sambil
mendengarkan lagu noah.
Waktu telah menunjukkan
pukul 12.00 Awan keluar untuk service motor, rencana ganti oli, ganti lampu
jauh yang mati.Sebelum dia keluar " " "Pak Awan, sini
sebentar." Panggil teman guru tersebut
"Siap bapak."
sambil mendekati pak guru yg memanggil tadi.
"Ini ada sedikit
dari teman-2 untuk term3 dan term 4 .Bagi bagi sedikit." sambil
menyodorkan amplop coklat.
"Terima kasih banyak
bapak dan ibu semua." ucap Awan "Semoga selalu sehar, sukses terus
dan murah rejeki.Aamiin." doa Awan.
"Sama-sama."
jawab beberapa guru serempak.
Langsung Awan bergegas keluar
mau service motor.
"Bang ganti
oli,lampu jauh dan ganti ban luar yang belakang." ucap Awan ke pegawai
bengkel
Menunggu setengah jam
selesai dan beres.
"Semua Rp250.000,00,
pakAwan." ucap pegawai bengkel
Dengan santai dia nembuka
amplop Coklat dan dia tarik 5lembar warna biru.
"Ini uangnya Rp250.000,00,
terima kasih." sambil keluar dari bengkol motor.
Hari ini semua oekerjaan
beres. Awan tersenyum bahagia karena masih ada uang diamplop coklat rencana dia
mau belikan blender mamaknya. Semoga cukup doanya.
Saat pulang sekolah Awan
ke Toko untuk membelikan mamanya Blender dan ternyata harganya Rp325.000,00
Dia menarik uang dari
amplop coklat tersebut dan Alhamdulilah uangnya cukup untuk membeli blender
tersebut. Akhirnya dia penasaran di buka amplopnya tersisa Rp225.000,00.
“Terima kasih Yaa Allaah,
ternyata uang yang dikasih teman-teman semua berjumlah Rp800,000,00” ucap Awan
dalam hati.
Lalu dia berlalu dari
Toko dan terus pulang.
Pertama sampai di rumah
dicari mamanya,
“Mama, mama, lihat aku
bawa apa?” ucap Awan Bahagia
Seorang paruh baya dengan
tersenyum menyambut anak kesayangannya yang membawa oleh-oleh untuk dia.
“Wah, Blender hijau.
Makasih Awan” sambil mencium pipi anaknya saat awanpun mencium tangan mamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar