Selasa, 02 Februari 2021

ANDAI ADA DISINI

 

                                          

Taliwang , 2 Februari 2021 

Andai Ada disini

Karya : Hj. Endah Ekowati



 

Naluri dan logika kadang bergandengan tapi tak seiring seperti yang saat seorang tukang mencampur semen dan pasir harus ada balance berbanding. Hal itu di alami Anggi hari ini, ingin makan cumi cumi tapi yang ada di kulkas hanya tahu dan tempe.

"Ya gimana, aku harus apakan lagi tahu tempe ?"ucapnya pelan

" Aku semur aja deh."

Akhirnya dengan senang hati mulailah Anggi mengola tahu tempe. Sepuluh menit pun masakan sudah selesai siap di santap. Anggi melanjutkan tugas rumah  lainnya. Sambil mempersiapkan baju suaminya dia bergegas mandi dan bersiap diri.

Anggi adalah karyawan bank yang baru menikah 3 bulan yang lalu. Mereka hidup berdua di rumah sendiri dengan peralatan yang belum lengkap, demikian juga masalah keuangan mereka harus pintar mengatur karena hidup di jakarta penuh dengan godaan untuk ke mall dan hihuran.

Suatu hari setelah tanggal 25 mereka mulai membaca kalkulasi anggaran pemasukkan dan pengeluaran mereka berdua. 

"Kakak maaf ya gajiku tidak saya masukkan disini, kusimpan sebagai uang pribadi."ucap Anggi

."Oh gitu, no problem." kata suaminya. sambil ketawa sendiri.

"Dasar perempuan, uang suami uangnya, uangnya bukan milik bersama."ucap suami Anggi dihati.

           Percakapan bersambung di dalam kamar

"Dik uangmu ditabung buat apa emangnya nanti ?" Anggi tidak menjawwb yang membuat suaminya penasaran, lalu dia peluk istrinya dan membelainya ternyata disudut mata istrinya ada airmata yang tak diketahui suaminya. Karena capeknya pulang kerja merekapun tertidur pulas. Itulah hari hari mereka penuh dengan ke ceriaan dan harapan harapan yang terajut dalam sebuah mimpi masa depan yang gemilang bagi keluarga kecilnyacyang baru dibina. Doa dan harapan selalu mereka berduabpanjatkan agar selalu menjadi kelyarga yang SAMAWA. Aamiin

Hari berlalu dengan cepat tak terasa perbedaan sudah mulai bisa di adaptasi, walaupun ada prinsip prinsip hidup yang tidak harus disamakan. Hal ini akan menjadi indah jika saling menikmati, menjalani dan mensyukurin perbedaannya dan  keberadaannya di libgkungan kita. Karekter Anggi yang lemah lembut bisa jadi pengimbang karakter darah minang ysng melekat di suaminya. Kadang kala ada pertengkaran kecil, dalam riak riak gelombang rumah tangga. Karena  tanpa disadari sebagai ego diri tak bisa terbendung yang bisa menjadi bumerang dan benalu hati.

Anggi dan suaminya sangat mengerti dan selalu teringat nasehat mamanya saat mau merantau.

 "Oh mama andai kau ada disini bahagianya aku." hanya terkulum kata itu.Semoga mama di kampung selalu sehat panjang dan panjang umur sambil air mata rindu menetes di pipi.

            Anggi dan suami bergegas berangkat kerja dengan mobil masing-masing satu menuju Sudirman satu menuju Cakung. Semua beryujuan mencari rejeki yang di sebar setiap hari dari langit untuk umatNYA. Dikantor Anggi bertemu dengan seorang laki-laki yang mungkin pegawai baru akan bekerja hari itu dia bertanya,

 “Ibu maaf, dimana kantor kepala ya ?” tanya laki-laki itu.

 “ Oh silahkan bapak temui Satpam yang berdiri di pintu itu.” Jawab Anggi sambil menuju kantor lewat pintu khusus karyawan.

Hari ini banyak pertemuanyang membutuhkan hasil pekerjaan sayamembuat presentasi produk dengan atasan. Telepon berdering, Anggi bergegas mengangkatnya sambil terus menjawab telepon bos dia mempersiapkan berkas-berkas yang dibutuhkan untuk meeting pukul 10.00 WIB.

Anggi dan atasannya menuju ruang meeting dengan penuh percaya diri, dengan harapan produk yang digelontorkan dapat diterima dan bisa segera terlaksana. Benar! Berkat kelincahnya Anggi mempresentasikan produknya sehingga konsumenpun merasa puas dan cepat melakukan negosiasi, atasan Anggi melemparkan senyum pertanda senang.

“Alhamdulilah semua pekerjaan tadi malam, tidak sia-sia,” ucap Anggi dalam hati.

“ Anggi terima kasih kamu telah bekerja dengan baik hari ini, tetap semangat dan lebih aktif lagi, mantap.” kata atasanya sambil beranjak berdiri keluar ruangan diikuti oleh Anggi.

            Waktu makan siangpun tiba, Anggi sempatkan menelpon suaminya yang kebetulan juga waktunya istirahat.

“Kakak, makasih pekerjaanku berhasil dan disukai Vendor yang ambil produk kita.” kata Anggi

“Syukurlah, sudah makan. Jangan sampai terlambat makan siang.” kata suaminya mengingatkan

“Kakak juga ya.” Ucap Anggi sambil mengakhir pembicaan via gawainya.

            Selesai makan siang, Anggi sholat Dhuhur dan dia sempatkan menelpom mamanya yang ada di kampung.

“Mama sehat, masa kapa hari ini ?” sapa Anggi.

“Mama sehat selalu dan selalu Bahagia Bersama papa.” Jawab mama Anggi

“Mama aku kangen mama, andai mama ada disini.” Sambil airmata mengalir tak terasa.

“Hiii sudah punya suami kok masih nangis. Ayo hapus airmatamu malu dilihat temanmu nanti.” Ucap mama Anggi

“Doa restu mama papa selalu menyertaimu nduk, semoga kalian disana selalu Bahagia dan rukun selalu.”

“Udah deh. Jangan manja gitu sudah ada suami kok.” Seraya menenangkan anaknya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NASI BERKAT

                                              Taliwang, 28  Februari 2021 NASI BERKAT Karya : Hj. Endah Ekowati, S.Pd                   ...