Karya : Hj. Endah Ekowati, S.Pd
Berawal dari usaha untuk memberi kepercayaan seorang anak
akan kemampuan dirinya untuk menyelesaikan tugasnya sebagai hamba Allah di
dunia ini untuk persiapan akhiratnya nanti. Kadang kita direpotkan oleh sebuah
tanggung jawab menjadikan anak kecil yang dulu lucu, mulai sekolah dari TK, SD,
SMP, SMA dan sekarang perguruan tinggi yang kalua ditempuh dengan serius pasti
4 tahun selesai dengan predikat memuaskan. Dengan berubahnya zaman serta
pengaruh gawai yang luar biasa kadang kita tidak bisa mengontrol normal semua tangka
laku mereka lagi jika sejak kecil kita tidak menanamkan nilai-nilai agama pada dirinya.
Hal ini dirasakan oleh tiga kakak beradik dimana semua perempuan terhadap
tingkah laku keponakannya yang jauh disana tapi mereka masih merasakan
kewajiban untuk saling membesarkan anak tersebut.
Initinya ketiga kakan beradik ini merasa kewalahan untuk
membimbing keponakkan tersebut.
Kakaknya yang paling tua berada di wilayah Indonesia bagian
tengah (WITA) dan dua adiknya berada di wilayah Indonesia bagian Barat (WIB)sehingga
mereka hanya bisa berkeluh kesah melalui WAG bertiga sehingga terjadi
percakapan sebagai berikut :
“Bukan berarti pasrah mungkin cocokx tawakal ceritax.” Awal
chat kakaknya yang pertama
“Memang kita harus sabar apapun itu. Kadang kita harus
mengalah, tarik ulur dan tidak bisa kita paksa melayani anak-2 sekarang. Kita
memang harus siap untuk kecewa sedih dan ngelus dada.” Lanjut kakaknya
“ Banyak konsekwensi kalau kita paksa kan, hasilnya juga ngak maksimal . Jika Nilai pas-2an kita masih
beruntung, asal dia masuk dan Rajin.” Lanjut kakanya
“Kalau dia malas? dan motivasi dia lagi nol.” Hasilnya pasti
mengecewakan kita harus siap
Kalau Kuliah bisa sampai 5-6 th kalau Lulus dan wisuda maka kita
Bahagia.” Tutur kakaynya
“Kita doakan aja dia berubah, penantian memang panjang
setidakx kita sdh berusaha. Allaah tahu niat kita semua.” Lanjut kakaknya
“Tapi sekali lagi hasil td bisa cepat/ Instant perlu waktu Panjang
untuk merubah dirinya menjadi baik.” Kata kakak tertua tersebut
“Harapan semoga dia menjadi laki-laki yang sholeh, selalu
sehat, sukses dan berkembang sesuai dengan perkembangan zamannya. Aamiin” tutur
kakaknya
“Memang sih kita harus siap lahir batin apapun yg bakal
terjadi pada anak kita.” Kata kakaknya melanjutkan
“Capek sedih nangis sendiri. Hanya Doa yg mungkin bisa
meluluhkan dan menyertai jalan hidup mereka, Aamiin.” Kata-kata terakhir dari
kakaknya
Kedua adiknya tidak merespon tapi mereka tahu itulah memang
kenyataan yang harus dihadapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar