Moderator : Sri Sugiastuti
Pemateri : Ditta Widya Utami
KOMUNITAS MENULIS MEMBAWA BERKAH
Banyak hal yang bisa kita dapatkan dari kelas
menulis. Contohnya kelas menulis bersama Omjay ini. Selain mendapat ilmu,
motivasi, tips dan trik menulis, terkadang kita pun mendapat kejutan tak
terduga. Kejutan yang diterima ibu muda itu dapat dilihat lebih rinci dalam
link di bawah ini.
https://dittawidyautami.blogspot.com/2020/04/hadiah-kejutan-dari-pgri.html?m=1
https://dittawidyautami.blogspot.com/2020/04/kisahku-dan-kurma-muda.html?m=1
Dalam hal ikut kelas menulis, maka akan mucul
pertanyaan mendasar, seberapa pentingkah kita ikut kelas menulis ?. Dengan
penuh sikap rendah hati beliau merajut ceritanya lebih jauh. Mengikuti kelas
menulis apa fiksi maupun non fiksi mempunyai kriteria dan syarat tertentu,
sebagai penulis pemula kehadiran kelas menulis memberikan pengalaman mengenal
banyak kriteria kepenulisan sehingga paham mana yang didahulukan dipelajari
ketika kita memulai belajar menulis. Dengan ikut kelas menulis akan
membangkitkan semangat dan nuansa menulis, apalagi dapat mengenal teman-teman
sesama penulis pemula atau yang sudah berpengalaman serta mampu membangun
networking menulis.
Kelas menulis banyak memberikan ilmu pengetahuan
dari yang sudah mempratikkan. Para praktisi memberkan teori kepenulisan, dan
juga pengalaman mereka sebagai penulis dengan triks dan tips masing-masing. Hal
ini penting, semakin lama dan sering pengalaman menulis seseorang , maka
semakin banyak kiat-kiat memudahkan penulis memulai tulisan hingga
menerbitkannya.
Ikut Komunitas Menulis
Ikut komunitas menulis juga dirasa perlu. Karena
dalam komunitas itulah kita bisa berbagi tulisan dan membaca tulisan orang lain
sehingga kemampuan menulis kita pun akan semakin terasah. Saat ini sudah banyak
sekali komunitas menulis yang bisa diikuti. Terlepas apakah komunitas tersebut
dibuat khusus untuk guru ataupun umum.
Manfaat dari begabung dalam komunitas menulis :
a. Menjadi bahan bakar untuk konsisten menulis
Sebagai penulis pemula,
ada banyak tantangan untuk bisa bertahan pada pilihan karier ini. Pastinya,
terkadang ada rasa ingin menyerah, karena untuk mencapai predikat ‘Lulus
dengan Cumlaude’ dibutuhkan jam terbang menulis yang tinggi. Salah satu cara
untuk menjaga konsistensi menulis tersebut adalah dengan bergabung pada
komunitas menulis. Bagaimana tidak ?. Dengan melihat anggota lainnya terus
menghasilkan karya, pasti akan membuat kita terpacu untuk terus menulis dan
memperbaiki kualitas tulisan
b. Mendapatkan sumber bacaan berkualitas
Pengasah utama kemampuan
penulis ada dua, yakni menulis dan membaca.Di komunitas penulis, biasanya para
anggota membagikan hasil tulisan mereka berwalking link blog masing-masing.
Dari situ, kita dapat membaca tulisan penulis dari berbagai tingkatan (dari
yang sudah senior sampai yang masih pemula). Dengan beragamnya tulisan yang
dibaca, kita jadi bisa memiliki patokan atau standar tulisan yang enak dibaca
dan tidak.
c. Bisa upgrade ilmu kepenulisan
Pada komunitas menulis,
biasanya ada sharing seputar dunia kepenulisan. Sharing-nya
ini bisa secara berkala, atau momentum.Ilmu dari komunitas menulis benar-benar
menambah pengetahuan. Beberapa di antaranya adalah tentang metode
menulis free writing, PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia), dan
menerbitkan buku dari blog. Sharing bisa juga dilakukan secara
tiba-tiba (karena lahir dari interaksi para anggota yang yang sedang
tanya-jawab). Mengalis sikap rendah hati saling semangati, saling saran dan aling
koreksi supaya tulisan kita lebih baik dan lebih bekualitas isinya.
d. Dikenal lebih banyak orang, membuka peluang untuk
berkolaborasi atau mendapat pekerjaan
Ketika bergabung di
sebuah komunitas, lakukanlah interaksi dengan anggota lainnya. Dengan begitu,
selain menambah pertemanan atau networking, nama kita juga akan
mulai dikenal sebagai penulis. Seiring waktu, jika tulisan kita semakin bagus,
maka tidak menutup kemungkinan akan ada yang melirik kita untuk berkolaborasi
menulis buku.
e. Terinspirasi untuk berani mendobrak zona nyaman
Kita semua pastinya ingin
menggenggam kesuksesan di usia muda. Namun tak banyak dari kita yang siap sedia
untuk melakukan aktivitas yang melintang jauh dari apa yang menjadi impian masa
depan. Padahal, syarat dari sebuah kesuksesan adalah ribuan pengalaman. Pola
pikir yang demikian sama halnya dengan menetap di zona nyaman. Zona itu
bukanlah sekadar kemapanan dan keamanan hidup, melainkan sebuah sikap yang ragu
untuk mengambil keputusan yang jauh dari jangkauan kita. Ketakutan-ketakutan
muncul karena kita selalu berpikir tidak dapat melakukannya. Padahal, andai saja
kita sempatkan waktu untuk beranjak dari zona nyaman, maka kita telah mencicil
sekian langkah menuju kesuksesan.
f.
Kasur empuk
tidak bisa membuat kita berkembang. Sementara tantangan malah membuat kita jadi
pemenang
Janganlah ragu untuk
mengurangi waktumu bersama kasur empuk. Keluarlah, lihatlah dunia dengan
kacamata baru. Kenyamanan membuatmu tak dapat berpikir luas. Sebab, semua hal
sudah tercukupkan, dirimu akan merasakan tidak perlu mengejar apapun.
Akibatnya, akan dirundung kebosanan. Di usia muda, kita semua perlu
menambah tantangan agar rasa bosan terhindarkan meskipun kita telah hidup serba
kecukupan. Keluar dari zona nyaman akan menambah berbagai pengalaman yang
tak pernah terpikirkan sebelumnya. Pengalaman itulah yang nantinya akan sangat
bernilai untuk mengantarkan menuju gerbang kesuksesan.
g. Keberanian keluar dari zona nyaman membuat kita
mengenal banyak orang baru. Mereka yang kelak jadi koneksi berhargamu
Pengalaman yang berlimpah
itulah juga yang akan mempertemukan dengan banyak karakter manusia. Kita tidak
hanya main aman dengan hanya bertemu teman-teman yang cocok. Kalau sudah
seperti itu artinya tidak menemukan kesulitan apapun dalam berkomunikasi Sebuah
pepatah umum mengatakan:
“Sendiri
mungkin akan membuat kita berjalan lebih cepat, namun kita tidak akan mampu
melakukan perjalanan jauh jika hanya sendiri.”
Ikut lomba menulis
Ikut lomba menulis ini cocok bagi siapa pun yang
menyukai tantangan. Dengan mengikuti lomba, kita bisa belajar membuat tulisan
dengan berbagai tema dalam waktu yang tentunya sudah terjadwal. Dengan ikut
lomba menulis justru dari situ kita akan sadar dimana letak kekurangan kita.
Sehingga dikemudian hari, kita bisa belajar untuk menjadi lebih baik.
Manfaat dari mengikiti lomba menulis :
a.
Menambah motivasi menulis
Persiapan mengikuti lomba menulis adalah saat dimana
seorang penulis harus belajar sebanyak-banyaknya. Motivasi untuk menulis akan
berlipat-lipat.
b. Menjajal
kemampuan menulis
Dengan mengikuti lomba, maka kemampuan
menulis kita akan diuji setidaknya oleh dewan juri lomba tersebut. Jika kalah
berarti kita harus lebih banyak belajar. Jika menang berarti kualitas tulisan
kita sudah cukup lumayan, namun demikian tidak boleh merasa paling pintar
menulis.
c. Melatih
sportivitas dalam menulis
Jika kalah tidak perlu protes yang tidak
beralasan. Justru dibutuhkan introspeksi diri, harus lebih banyak belajar dan
belajar.
d. Mendapatkan
hadiah yang menarik
Manfaat ini bukanlah tujuan utama, bila
mendapatkan hadiah, bukankah menjadikan motivasi dan membaggakan diri sendiri.
Walau tetap diakui motivasi ekstrinsik berupa penghargaan, berupa pujian,
berupa hadiah secara tidak sadar mempenaruhi juga semangat kita dalam
menghasilkan karya tulisan kita.
Menulis apa saja yang ada di sekitar/dalam
keseharian kita
Ada foto ketoprak, gorengan, kucing, rempeyek, wah
macem-macem! Pokoknya dari foto itu harus jadi tulisan minimal 3 paragraf. Seru
dan sekaligus membuktikan bahwa memang benar apa saja yang ada di sekitar kita
bisa kita ubah menjadi tulisan.Jika belum mempan, mari buat tulisan tentang
keseharian kita. Seperti diari. Itu pun tak apa. Yang penting tulis agar kemampuan kita semakin terasah. Misalnya tulis
saja kisah mencari tanaman keladi putih di hutan demi gratisan atau untuk istri
tercinta atau saat hiking. Dengan menulis aktivitas keseharian kita atau
menulis diary, itu sangat bermanfaat untuk :
a.
Meningkatkan Produktivitas dan Lebih Fokus Dalam
Bekerja
Setiap pekerjaan akan diurutkan berdasarkan skala
prioritas, mana yang harus segera diselesaikan dan mana pekerjaan yang masih
memiliki waktu lebih panjang untuk diselesaikan. Menuliskan setiap pekerjaan
dalam poin-poin singkat dulu. Dengan begitu lebih fokus dan terarah, akan
menyelesaikan satu demi satu sesuai dengan urutan prioritasnya.
b.
Menyimpan Kenangan
Kesadaran akan terbatasnya kemampuan kita dalam mengingat
suatu peristiwa atau momen, dengan menulis kegiatan keseharian kita akan
membantu mengingat kembali yang sudah pernah terjadi dan kita lakukan. Semua
rekaman itu jelas sangat bermanfaat, karena memori otak kita bakalan tidak
sanggup mengingat dan mengeluarkan kembali bila kita tidak tuangkan ke dalam
Bahasa tulisan keseharian. Bila suatu saat kita buka buku catatan harian kita,
itu menjadi kenagan tersendiri bagi diri kita/
c.
Meningkatkan Kemampuan Menulis dan Kreativitas
Saat menulis keseharian kita, mau tidak mau kita akan
berusaha menceritakan kembali kejadian maupun peristiwa yang dilalui dengan
rangkaian kalimat. Secara tidak langsung pula, kita akan berusaha mencari tahu
kata apa yang tepat untuk menggambarkan perasaan, moment, atas peristiwa yang
dilalui tadi. Jika kegiatan mengisi jurnal harian ini dilakukan secara rutin,
maka bisa meningkatkan kemampuan dalam menulis pula. Manfaat positif lainnya
dari menulis jurnal harian adalah bisa meningkatkan kreativitas. Membahasakan
peristiwa atau momen yang ingin dibukukan dalam tulisan, kita akan berusaha
menggunakan sudut pandang tertentu dalam menuliskannya.
d.
Mengatasi Stres dan Menyembuhkan
Banyak artikel yang bisa ditemukan di internet maupun
tulisan-tulisan di berbagai buku pengembangan diri mengenai manfaat dari
menulis yang sangat berguna untuk mengatasi stres dan menyembuhkan. Salah satu
penelitian yang pernah dilakukan Karen A Baikie dan Kay
Wilheim, menyebutkan bahwa menulis aktivitas keseharian bisa membantu
menenangkan pikiran, mengurangi perasaan tertekan dan membantu memperbaiki
suasana hati. Hal yang sama juga pernah dituliskan oleh Dr. James
Pennebaker, yang dalam buku Writing to Heal secara
jelas menyembuhkan bahwa kegiatan menulis membantu menyembuhkan secara fisik,
emosi, dan psikologis.
e.
Membantu Memetakan Tujuan yang Ingin Dicapai dan
MeraihTujuan Hidup
Goal atau tujuan hidup yang ingin capai, salah satu
tujuan untuk menerbitkan buku dan berhasil menjadi penulis hebat. Yang
perlu diingat, rencana apa yang ingin direalisasi, dan bagaimana
merealisasinya. Setiap poin-poin yang ditulis berkaitan dengan cara-cara
merealisasikan tujuan merupakan milestone yang satu demi satu dilakukan.
Kesimpulan
Menulis apa saja yang kita suka. Tulislah apa yang
kita suka. Karena jika sudah suka biasanya bakal awet Semangat yang dikobarkan
Bu Guru muda Ditta Widya Utami, kelahiran 30 tahun yang lalu
ini. Ketika ingin menulis, tentu kita butuh medianya. Bagi Ditta, menulis itu
bisa kita lakukan di : Blog, Buku harian,
HP/Laptop, atau platform menulis online seperti wattpad dan storial. Bahkan
media sosial pun bisa kita buat sebagai sarana untuk menulis. Menulis dimana
saja yang penting rutinkan atau buat target berapa tulisan yang harus dibuat
dalam sehari, seminggu, sebulan. Nah kalau menulisnya sudah dilakukan dan
dirutinkan, tinggal naik tahap,terbitkan bukunya. Kumpulan tulisan kita di
blog, jurnal harian, serta draft-draft yang ada di laptop atau hp bisa kita
bukukan. Banyak alumni menulis bersama Omjay yang sudah membuktikan. Senang
sekali rasanya melihat satu per satu semakin banyak yang membuahkan karya tulis
dalam bentuk buku.Ada beberapa hal yang membedakan saat kita menulis buku solo
dan kolaborasi tentunya. Misal dari tema dan waktu untuk buku solo tentu kita
bebas menentukan apa temanya dan kapan mau beresnya. Sedangkan jika menulis
bersama, tentu tulisan yang kita buat harus sesuai tema sesuai ketentuan dan
waktunya pun sesuai yang dijadwalkan. Enaknya kalau kolaborasi dan kita jadi
peserta itu, prosesnya sudah ada yang handle. Beda jika kita menulis buku solo.
Proses pengajuan ke penerbit dan persyaratan lainnya tentu harus diurus secara
mandiri. Begitu pula dengan biaya. Dengan menulis bersama, biaya yang
dikeluarkan bisa lebih murah. Walaupun buku yang dicetak umumnya sesuai jumlah
peserta saja (tapi tak jarang ada juga yang dicetak banyak terutama bila
diterbitkan di penerbit mayor). Selesaikan sampai tuntas tanpa editing.
Selesaikan saja dulu meski kita merasa ada yang tak cocok. Karena proses
editinglah yang memakan waktu paling banyak dalam menghasilkan karya. Jika saat
menulis namun belum tuntas, lalu kita edit. Wah, bisa bisa tak selesai-selesai
karena terus menerus diedit. Jadi, selesaikan, baru edit sehingga bisa lebih
enak dibaca. Tip menulis dari nara sumber kali ini.
Teruslah memberi arti pada setiap orang yang kau
temui. Dalam setiap hal yang kau lalui, dan untuk setiap waktu yang kau miliki.
( Ditta Widya Utami ).
Terima kasih sudah membuat resumenya Bu Hj 😊🙏🏻 sedikit koreksi di bagian paling awal, moderatornya Bu Kanjeng bukan Bu Aam 😊🙏🏻
BalasHapus